-->

Ayahku hebat !!!

Bismillah, semoga bermanfaat..

Tulisan ini saya dedikasikan untuk ayah saya. Walaupun ayah saya tak mungkin membaca tulisan ini. Pasti, pembaca sekalian mempunyai kisah tersendiri tentang ayah kalian yang selalu kalian ingat, terpatri dalam memori kita, selalu dan selalu...

Ayahku adalah seorang sopir truk, profesi yang bagi banyak orang mungkin dibilang “rendah” dan jauh dari “ketaatan beribadah” karena orang beranggapan bahwa waktunya dihabiskan menyusuri jalan yang panjang berliku menembus dimensi waktu yang tiada habisnya. Tapi aku tak sependapat dengan anggapan tersebut, bagiku ayah adalah orang yang hebat dan taat beribadah. Ayahku tak kenal lelah dalam menghidupi anak-anaknya sampai besar-besar seperti sekarang. Pernah suatu ketika, pada waktu kecil aku ikut “jalan-jalan” bersama ayah yang sedang bertugas mengantarkan barang dari kota satu ke kota yang lain, di tengah perjalanan ayah berhenti di sebuah musholla kecil, aku pun bertanya kepada ayah, “Kok berhenti di sini Yah ? udah nyampe kota tujuan ya?” Ayahku pun menjawab,”Sudah masuk waktu Dhuhur, kita sholat dulu di Musholla”. Mendengar jawaban ayahku, aku pun tertegun sejenak dan kagum sembari turun dari truk menuju Musholla kecil tersebut. Mulai dari situlah aku mengerti akan pentingnya sholat bagi manusia, dimanapun dan dalam keadaan apapun kita wajib menegakkan sholat. Kalau ayahku mengikuti kontes rekor MURI pasti bisa menciptakan rekor sebagai ayah yang sudah sholat di berbagai mushola di pulau Jawa, hehe.. maklum lah ayahku adalah seorang musafir, jadi ketika waktu sholat tiba, dimana pun beliau berada , ketika beliau menemukan mushola di pinggir jalan maka beliau sholat di situ.

Ayah pulang seminggu sekali , biasanya setiap malam minggu, kemudian malam senin ayahku berangkat lagi bekerja. Sebagai anak yang masih kecil, aku tentu merasa kalau bertemu dengannya seminggu sekali tak cukup membuat rasa kangenku terhadap ayah terobati. Tapi begitulah konsekuensi sebagai anak sopir truk yang menghabiskan waktunya lebih banyak di jalan raya ketimbang di rumah bersama keluarga. Tiap hari sabtu dan minggu aku selalu menanti ayah pulang, tiap ada deru mesin terdengar di telinga, aku berharap bahwa itu adalah ayah. Kadang kecewa juga kalau tebakanku salah, ternyata hanya mobil lewat di depan rumah. Tapi jika tebakanku benar, rasa senangku memuncak karena ayah pulang, kemudian biasanya aku langsung bergegas naik ke atas truk dan mencari uang receh yang biasanya ada di laci mobil. Uang receh tersebut biasanya adalah uang kembalian masuk tol , pom bensin , maupun kembalian uang makan yang sengaja ayah taruh di laci mobil untukku. Kadang muncul sedikit rasa kecewa juga jika uang yang ada di laci sedikit. Tapi rasa kecewa tersebut tak berlarut-larut karena kedatangan ayah sudah merupakan kebahagiaan buatku.
Sedikit demi sedikit kebiasaanku tersebut mulai hilang karena aku sudah beranjak dewasa. Ayahku pun tahu kalau aku sudah mulai malu untuk melakukan kebiasaan kecilku itu sehingga sekarang uang yang ada di laci lebih sedikit ketimbang pada waktu aku kecil dulu. Bahkan uang yang ada di laci tersebut biasanya dibagikan kepada anak-anak kecil (tetanggaku).
Semakin beranjak dewasa, aku semakin sadar bahwa ayahku sudah tua (berumur 60 tahun) bahkan sudah saatnya pensiun dari pekerjaannya yang menuntut fisik yang prima. Akan tetapi ayahku tetap menjalani pekerjaannya tersebut. Di usia yang senja yang harusnya beliau habiskan untuk beristirahat di rumah, beliau habiskan untuk “bekerja fisik”. Aku pun tahu bahwa apa yang ayah lakukan itu adalah demi masa depan pendidikanku. Ayah tidak ingin pendidikanku hanya sebatas sampai SMA/SMK saja seperti ketujuh kakakku. Makanya Ayahku tidak ingin berhenti bekerja dulu sebelum aku lulus kuliah. Hal inilah yang menjadi “cambuk” bagiku untuk terus belajar agar kelak menjadi orang yang sukses dan berbakti kepada kedua orang tua serta keluarga. Alkhamdulillah aku pun lulus SMA dengan nilai yang memuaskan. Alkhamdulillah berkat usaha dan do’a yang tak henti-hentinya ibu panjatkan siang dan malam, aku sekarang kuliah di salah satu perguruan tinggi kedinasan ternama di Indonesia.
Sudah 2,5 tahun ku habiskan waktuku di kampus perjuangan ini , mudah-mudahan aku bisa lulus dengan nilai yang memuaskan dan membahagiakan ibu dan ayah serta seluruh keluarga tercinta,Amiin. Terima kasih ibu atas segala ketulusan doamu di siang dan di malam hari, terima kasih ayah atas segala jerih payah dan tetesan keringat yang engkau korbankan demi keluarga, terima kasih kepada kakak-kakakku yang selalu mendoakan dan memberikan support kepadaku. Terima Kasih ya Allah karena Engkau telah menganugerahiku keluarga yang hebat...

Advertisement

Baca juga:

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar

1 comment

This comment has been removed by a blog administrator.